CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 14 November 2013

Kedokteran Nuklir


Dalam pencitraan kedokteran nuklir, radiofarmaka diambil secara internal, misalnya intravena atau secara lisan. Kemudian, detektor eksternal (gamma kamera) menangkap dan membentuk gambar dari radiasi yang dipancarkan oleh radiofarmasi. Proses ini tidak seperti sinar-X diagnostik
di mana radiasi eksternal melewati tubuh untuk membentuk sebuah gambar.

Ada beberapa teknik kedokteran nuklir diagnostik. ''''Skintigrafi ("scint") adalah penggunaan radioisotop internal untuk membuat dua-dimensi. ''''SPECT adalah 3D tomografi teknik yang menggunakan data kamera gamma dari proyeksi banyak dan dapat direkonstruksi dalam pesawat yang berbeda. ''''Positron emisi tomografi (PET) menggunakan deteksi kebetulan untuk proses gambar fungsional.

Tes kedokteran nuklir berbeda dari kebanyakan lainnya modalitas pencitraan dalam tes diagnostik terutama menunjukkan fungsi fisiologis sistem yang diteliti sebagai lawan pencitraan anatomi tradisional seperti CT atau MRI.

Studi pencitraan kedokteran nuklir adalah organ atau jaringan umumnya lebih spesifik (misalnya: paru-paru memindai, memindai jantung, tulang scan, scan otak, dll) daripada yang di radiologi konvensional pencitraan, yang berfokus pada bagian tertentu dari tubuh (misalnya: X dada -ray, perut / panggul CT scan, CT scan kepala, dll).

Selain itu, ada penelitian kedokteran nuklir yang memungkinkan pencitraan seluruh tubuh berbasis pada reseptor sel tertentu atau fungsi.
Contohnya adalah seluruh tubuh PET scan atau PET / CT scan, scan gallium, indium scan sel darah putih, MIBG scan dan octreotide.

Sementara kemampuan metabolisme nuklir untuk proses penyakit gambar dari perbedaan dalam metabolisme yang tak tertandingi, tidak unik.
Teknik tertentu seperti jaringan citra fMRI (jaringan terutama otak) oleh aliran darah, dan dengan demikian menunjukkan metabolisme.
Juga, peningkatan kontras teknik di kedua CT dan MRI menunjukkan daerah jaringan yang menangani obat-obatan berbeda, karena adanya proses inflamasi.
Tes diagnostik dalam kedokteran nuklir memanfaatkan cara menangani tubuh zat berbeda ketika ada penyakit atau patologi hadir.

Radionuklida diperkenalkan ke dalam tubuh sering kimia terikat untuk sebuah kompleks yang bertindak khas di dalam tubuh, hal ini umumnya dikenal sebagai pelacak satu. Dalam kehadiran penyakit, pelacak sering akan didistribusikan sekitar dan tubuh / atau diproses secara berbeda.
Sebagai contoh, ligan metilen-diphosphonate (MDP) dapat preferentially diambil oleh tulang. Dengan kimia melampirkan teknesium-99m ke MDP, radioaktivitas dapat diangkut dan menempel pada tulang melalui hidroksiapatit untuk pencitraan.

Setiap fungsi fisiologis meningkat, seperti karena patah tulang di tulang, biasanya akan berarti peningkatan konsentrasi pelacak.
Ini sering mengakibatkan munculnya 'hot spot-' yang merupakan peningkatan fokus di radio-akumulasi, atau peningkatan umum akumulasi radio seluruh sistem fisiologis.

Penyakit beberapa proses menghasilkan pengecualian dari pelacak, mengakibatkan munculnya 'tempat dingin'.
Banyak pelacak kompleks telah dikembangkan untuk gambar atau mengobati berbagai organ, kelenjar, dan proses fisiologis.
Di beberapa pusat, scan kedokteran nuklir dapat ditumpangkan, menggunakan perangkat lunak atau kamera hibrida, pada gambar dari modalitas seperti CT atau MRI untuk menyorot bagian tubuh di mana radiofarmaka terkonsentrasi.

Praktek ini sering disebut sebagai fusi citra atau co-pendaftaran, misalnya SPECT / CT dan PET / CT.
Pencitraan fusi teknik kedokteran nuklir memberikan informasi tentang anatomi dan fungsi, yang sebaliknya akan tersedia, atau akan membutuhkan prosedur yang lebih invasif atau pembedahan.


Referensi :

Minggu, 13 Oktober 2013

MRI ( Magnetik Resonance Imaging)


        MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan cabang ilmu kesehatan yang berkaitan dengan zat-zat radioaktif, energi pancaran, diagnosis, dan pengobatan penyakit dengan menggunakan radiasi pengion (sinar X) maupun bukan pengion (ultrasound). Wilhelm Conrad Roentgen menemukan radiasi sinar X pada tanggal 8 November 1895 di Wuerzburg University. Awalnya segala sesuatu yang berkenaan dengan radiologi dianggap mengarah ke rontgen (pemeriksaan), tetapi kini radiologi tak hanya sebatas itu. Radiologi juga menyentuh level pencitraan (imaging) baik dengan zat radioaktif maupun dengan energi pancaran.

MRI dibagi menjadi 2 yaitu radiologi diagnostik dan radiologi  terapik.


Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran di    bidang pemeriksaan diagnostik radiologi , yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia.


Gambaran tersebut didapat dengan menggunakan medan magnet   berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dengan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.

Beberapa faktor kelebihannya adalah kemampuan dalam membuat   potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak.

Teknik penggambaran MRI relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada banyak parameter. Bila pemilihan parameter tersebut tepat, kualitas gambar MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.

Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.

MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari : 
a. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang yang luas.
b. MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.

Bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari ;
a. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 – 1,5 T ;
b. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 – T ;
c. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5T.

Prinsip Dasar MRI
Struktur atom hidrogen dalam tubuh manusia saat diluar medan magnet mempunyai arah yang acak dan tidak membentuk keseimbangan. Kemudian saat diletakkan dalam alat MRI (gantry), maka atom H akan sejajar dengan arah medan magnet . Demikian juga arah spinning dan precessing akan sejajar dengan arah medan magnet. Saat diberikan frekuensi radio , maka atom H akan mengabsorpsi energi dari frekuensi radio tersebut. Akibatnya dengan bertambahnya energi, atom H akan mengalami pembelokan, sedangkan besarnya pembelokan arah, dipengaruhi oleh besar dan lamanya energi radio frekuensi yang diberikan. Sewaktu radio frekuensi dihentikan, atom H akan sejajar kembali dengan arah medan magnet . Pada saat kembali inilah, atom H akan memancarkan energi yang dimilikinya. Kemudian energi yang berupa sinyal tersebut dideteksi dengan detektor yang khusus dan diperkuat. Selanjutnya komputer akan mengolah dan merekonstruksi citra berdasarkan sinyal yang diperoleh dari berbagai irisan.



Tata Laksana dan Langkah Pemeriksaan
1. Pada pemeriksaan MRI perlu diperhatikan bahwa alat-alat seperti tabung oksigen, alat resusistasi, kursi roda, dll yang bersifat fero-magnetik tidak boleh dibawa ke ruang MRI. Untuk keselamatan, pasien diharuskan mema-kai baju pemeriksaan dan menanggalkan benda-benda feromagnetik, seperti : jam tangan, kunci, perhiasan jepit rambut, gigi palsu dan lainnya.
2. Screening dan pemberian informasi kepada pasien dilakukan dengan cara mewawancarai pasien, untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang membahayakan pasien bila dilakukan pemeriksaan MRI, misalnya: pasien menggunakan alat pacu jantung, logam dalam tubuh pasien seperti IUD, sendi palsu, neurostimulator, dan klip anurisma serebral, dan lain-lain.
3. Transfer pasien menuju ruang MRI, khususnya pasien yang tidak dapat berjalan harus diperhatikan karena penggunaan mesin roda akan membahayakan dikarenakan medan magnet MRI selalu menyala. Cara antisipasi adalah menggunakan meja MRI yang mobile.
4. Kenyamanan pasien perlu diperhatikan karena dapat merancukan pemeriksaan.
5 Persiapan console yaitu memprogram identitas pasien se-perti nama, usia dan lain-lain.
6. Pemilihan coil yang tepat.
7. Memilih parameter yang tepat.
8. Untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal, perlu penentuan center magnet (land marking patient) sehingga coil dan bagian tubuh yang diamati harus sedekat mungkin ke center magnet, misalnya pemeriksaan MRI kepala, pusat magnet pada hidung.

Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi adalah:
1. Kesalahan disebabkan pergerakan fisiologis yang tidak periodic, seperti menelan, pernafasan yang tidak stabil, berkedip, dan lain lain.
2. Adanya pengaruh gaya magnet dari luar.
3. Penempatan central magnet yang tidak tepat

Kelebihan MRI Dibandingkan dengan CT Scan
Beberapa kelebihan dan kekurangan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CT Scan, yaitu
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal.
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.

Setiap teknik radiologi memiliki keunggulan dan kelemahan. Meskipun telah tampak gejala jelas dari suatu penyakit, tetapi selama diagnosis belum ditegakkan maka radiologi belum boleh diberikan. Misalkan terjadi sakit kepala akibat kelainan di otak. Jika penyebab sakit kepala tersebut adalah abnormalitas intrakranial maka CT Scan lebih baik dari MRI. Jika Sakit kepala tersebut ternyata terjadi akibat perdarahan subaraknoid maka MRI lebih baik dari pada CT Scan.
(Sumber dikutip dari akhsanur)
- See more at: http://www.duniaalatkedokteran.com/2010/10/alat-mri-magnetic-resonance-imaging-dan.html#sthash.TVFNvmFo.dpuf

Selasa, 08 Oktober 2013

CT SCAN (Computerized Axial Tomografi)









Teleradiologi


Teleradiologi merupakan bagian dari telemedicine yaitu suatu transmisi dari informasi medis seperti teks, suara, citra dari suatu lokasi ke lokasi lainnya melalui hubungan komunikasi, sehingga dengan kata lain bahwa teleradiologi merupakan proses pemindahan data, imejing radiologi dalam koneksinya dengan pelayanan, konsultasi dan pendidikan dari suatu tempat ke tempat lainnya, baik dalam ruang lingkup rumah sakit, pelayanan kesehatan lainnya, lintas daerah/regional maupun antar negara, baik antar masyarakat kedokteran maupun masyarakat umum. Teleradiologi ini juga sangat berguna bagi pasien, dokter, institusi kesehatan ( rumah sakit), pemerintah dan asuransi kesehatan.

Penerapan teleradiologi di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk dilakukan untuk memenuhi tuntutan kecepatan dan ketepatan diagnosa medis, konsultasi serta edukasi. Akan tetapi secara umum diperlukannya teleradiologi karena beberapa faktor, antara lain:

1. Pelayanan kepada konsumen

a. Tuntutan kecepatan dan ketepatan diagnosa medis

b. Perlunya second opinion professional ketika hendak memberikan interprestasi medis

c. Jumlah pasien sangat banyak

d. Adanya kendala geografis dalam memberikan layanan medis radiologi

e. Kecenderungan produsen untuk mengadakan pelayanan atau produk yang efesien dan efektif.

2. Peralatan

a. Alat radiologi mahal

b. Jumlah alat radiologi terbatas

c. Jumlah penyedia jasa RS dengan fasilitas radiologi terbatas

d. Kecenderungan perkembangan fusi imaging ( perpaduan berbagai modalitas radiologi ) dan fusi diagnostic ( cross-cheking beberapa hasil diagnosa medis)

3. Dokter spesialis Radiologi

a. Jumlah dokter/radiolog sedikit

b. Dokter radiolog bekerja di beberapa RS

Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk juga mencoba untuk melakukan pengarsipan imaging secara digital baik dari pemeriksan radiologi konvensional ( dilakukan digitalisasi terlebih dahulu dengan menscan foto-foto konvensional ) , fluoroskopi, CT Scan, maupun MRI. Pengarsipan digital ini sangat diperlukan baik untuk memudahkan pengarsipannya, rumah sakit memiliki data/imaging, untuk penggandaan, maupun tidak adanya gambar yang hilang.

Perangkat Pendukung Teleradiologi

Perangkat yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya teleradiologi di RS Pantai Indah Kapuk :

1. Modalitas / sistem radiologi digital

Radiologi digital diperlukan karena teleradiologi baru mungkin terlaksana kalau semua data dan citra radiologi telah dikonversi menjadi data digital ( kode biner ). Data tersebut selanjutnya diubah dan dipancarkan sebagai gelombang elektromagnet termodulasi.

Beberapa modalitas radiologi digital yang dimiliki RSPIK yaitu MRI 1.5 T, CT Scan, Fluoroskopi, C-Arm, Bone Mineral Densitometri ( BMD ), komputer workstation. Adapun digitalisasi imejing dari modalitas-modalitas konvensional seperti X- ray konvensional, Mamografi, Panoramik sebelumnya dilakukan dengan menggunakan alat digital scanner, sekarang dengan peralatan CR ( Computed Radiography ).

2. Sistem komputer

Komputer yang dipakai untuk mendukung teleradiologi yaitu komputer workstation/pemroses dan komputer server radiologi. Adapun komputer server radiologi ditinjau dari hardwarenya adalah sebagai berikut :

a. Intel Xeon 2,4 GHz

b. Hardisk 400 GB

c. CD-R Drive ( CDRW ) sebagai archiving tools

d. Network connection

e. Monitor dengan resolusi tinggi

3. Sistem perangkat lunak pemroses data / sinyal / citra

Software yang digunakan untuk teleradiologi di RSPIK sudah mengunakan PACS software application berbasis DICOM dan web yang terlisensi dengan performance yang tinggi.

4. Sistem jaringan telekomunikasi ( telepon dan satelit )

Teleradiologi yang dilaksanakan di RSPIK ini melalui :

a. Intranet yaitu komputer di bagian-bagian rumah sakit seperti komputer di ruang-ruang baca radiolog, UGD, ICU, kamar operasi dll. mengakses web server radiologi yang berbasis DICOM

b. Internet yaitu bisa dikirim ke komputer pribadi di rumah dokter ataupun note book maupun ke Cell Phone ( HP, PDA& Palm Top ) dengan Yang terakhir ini kami sebut sebagai mobile teleradiologi. Pengiriman gambar bisa dengan protocol JPEG via email dengan bantuan komputer workstation dan juga bisa dengan melakukan browsing ke web server radiologi

5. Sistem data base data citra.

Sistem data base menggunakan sebuah komputer server tersendiri dan tidak tercampur dengan data-data yang lainnya

6. Sistem security data

Keamanan dan kerahasiaan data sangat penting dalam teleradiologi, demi kearahasiaan catatan medik pasien. Oleh karena itu data hanya dapat dilihat oleh orang yang berhak saja, yaitu misalnya dengan pemakaian password pada waktu mengakses webserver. Untuk keamanan dan kerahasiaan data juga kita bisa melakukannya dengan menghilangkan identitas pasien diganti dengan kode tertentu pada waktu pengiriman via email

Mekanisme Teleradiologi di RSPIK

Secara umum pemeriksaan radiologi dalam hal hubungannya dengan teleradiologi dibagi menjadi dua bagian yaitu pemeriksaan radiologi konvensional dan radiologi digital. Untuk pemeriksaan radiologi konvensional, seperti pemeriksaan x-ray konvensional, panoramik dan mamografi , hasilnya dikonversi dari analog ke digital, yaitu dengan menscan foto-foto konvensional ke alat digital scanner,yang terlebih dahulu dilakukan pemasukan data pasien dan pemeriksan secara lengkap. Selanjutnya hasil scanning foto ditransfer ke komputer pemroses ( workstation ) atau langsung ke komputer server radiologi. Sekarang dengan bantuan CR, proses tersebut tidak lagi dengan scanner film.

Sedangkan hasil pemeriksaan/imej dengan modalitas radiologi digital, seperti hasil pemeriksaan MRI, CT Scan, Fluoroskopi dan C-Arm ditrasnfer ke komputer pemroses ( workstation ) selanjutnya ditransfer ke komputer server radiologi. Modalitas digital lainnya seperti BMD untuk sampai saat ini belum tersambungkan dengan jaringan modalitas radiologi digital lainnya.

Fungsi komputer pemroses ( workstation ) ini sangat berarti dalam teleradiologi ini, yaitu antara lain :

1. Pengolahan imej

Pengolahan hasil pemeriksaan radiologi baik konvensional maupun digital yaitu antara lain adjusting WW & WL, pembuatan 3D ( soft, bone & angio), MPVR, Navigator, Analysis dan lain-lain.

2. Pengarsipan

Pengarsipan hasil-hasil pemeriksaan disimpan dalam CD-R dengan perangkat CDRW drive dengan ekstensi file DICOM. Pengarsipan dikelompokkan menurut jenis pemeriksaannya MRI, CT Scan dan Fluoroskopi dan X-ray. Akan tetapi untuk pengarsipan hasil pemeriksaan X-ray masih dalam proses peyempurnaan.

3. Pencetakan film

Pencetakan film selain dilakukan di konsol modalitas radiologi digital ( Fluoroskopi, CT Scan dan MRI ) juga dapat dilakukan di computer pemroses ini, sehingga dapat mempercepat pengerjaan

4. Penggandaan

Penggandaan film / pencetakan film ulang juga dapat dilakukan, biasanya pihak pasien atau dokter pengirim ataupun juga radiolog memintanya untuk kepentingan konsultasi maupun edukasi

5. Transfer data ( teleradiologi )

Komputer pemroses ini bisa juga disebut sebagai terminal computer yaitu dapat menerima dan juga dapat mengirimkannya ke komputer lainya

Selanjutnya foto hasil pemeriksaan dapat dilihat di ruang-ruang baca radiolog, computer diUGD, ICU, kamar operasi dll dengan . mengakses web server radiologi yang berbasis DICOM melalui intranet

Salah satu komputer yang tersambung dengan jaringan komputer server radiologi yaitu komputer di kamar operasi, sehingga memungkinkan seorang dokter bedah dapat melihat gambar kelainan secara tiga dimensi, yang sebelumnya hanya dengan melihat pada lembaran-lembaran foto yang biasa dilakukan di kamar operasi. Hal ini sangat membantu seorang dokter bedah dalam menentukan lokasi kelainan sehingga dapat mempermudah dan mempercepat tindakan dokter di meja operasi.

Dan apabila dokter ada di luar area RSPIK, maka tersebut kita ubah dari gambar DICOM menjadi JPEG di computer workstation\, selanjutnya dengan gambar bisa dikirim ke HP, PDA, Palm Top ataupun PC di rumah dokter dengan menggunakan internet ( email ) dimana Microsoft Outlook Express sebagai email clientnya. Atau dengan dengan melakukan browsing ke web server radiologi dengan password. ( lihat gambar )

Beberapa keunggulan teleradiologi dengan ekstensi DICOM yaitu kontras dan detail terjaga, gambar dapat dimodifikasi, misalnya dapat dijalankan dengan cine, hanya saja komputer tersebut harus diinstal dengan software yang sama dan dengan monitor yang mempunyai resolusi tinggi. Tapi juga bisa dengan browsing ke webserver.

Sedangkan pengiriman dengan ekstensi JPEG bisa lebih cepat, komputer/alat penerima tidak harus diinstal software seperti pada server, sehingga PC atau Cell Phone dapat dipakainya. Hanya saja gambar tidak banyak dimodifikasi, mungkin hanya brightness dan contrastnya saja dan apabila gambar itu kita perbesar maka gambar akan menjadi pecah.





kendala-kendala

Masalah yang mungkin muncul pada pelaksanaan teleradiologi bisa kita bagi menjadi dua, yaitu :

1. Intranet/LAN :
Waktu pengiriman lama

· Gambar/imej yang terkirim telalu banyak

Jika gambar yang dikirim terlalu banyak maka akan mengakibatkan antrian yang memperlambat komunikasi LAN

· Heavy network traffic

Hal ini terjadi karena proses pengiriman gambar dilakukan pada waktu jam kerja dikala pemakaian resource LAN tinggi
Gambar tidak terkirim

· Adanya simultaneous process

Hal ini terjadi karena pengiriman gambar dilakukan secara sekaligus, misalnya pengiriman gambar untuk satu pasien atau lebih dikirmkan kepada lebih dari satu penerima pada waktu yang bersamaan

· Network problem

Misalnya kabel network rusak, HUB rusak, server down.

2. Internet
Setting GPRS/WAP pada Cell Phone
Email Account, misalnya user ID atau passwordnya salah
Provider problem
Over limit mail attachment, dimana mail dalam mailbox melebihi kaouta yang ditetapkan oleh provider sehingga tidak memungkinkan menerima message baru.
Security data



Kesimpulan

Teleradiologi merupakan suatu teknologi yang sangat membantu dalam penanganan pasien yang lebih cepat dan dapat mengurangi angka kematian atau juga kerusakan organ yang lebih berat. Teleradiologi juga berguna bagi dokter, rumah sakit, asuransi kesehatan dan pemerintah. Teleradiologi perlu dukungan teknologi yang memadai sehingga kualitas informasi medis lebih terjaga dan juga keamanan serta kerahasiaan data.

Daftar singkatan :

BMD : Bone Mineral Densitometry

CT Scan : Computed Tomography Scanner

CD-R : Compact Disc Recordable

CDRW : Compact Disc Read & Write

DICOM : Digital Imaging and Communication in Medicine

GPRS : General Packet Radio Service

JPEG : Joint Photographic Experts Group

LAN : Local Area Network

MRI : Magnetic Resonance Imaging

PACS : Picture Archiving and Communication System

PC : Personal Computer

PDA : Personal Digital Assistant

WAP : Wireless Access Protocol

WL : Window Level

WW : Window Width

ULTRASONOGRAFI



Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertz.
Sedangkan dalam fisika istilah “suara ultra” termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz), penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.
Tampak dalam sonogram seorang bayi dalam kandungan ibunya.

Kegunaan
Sonograf ini menunjukkan citra kepala sebuah janin dalam kandungan.
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas dalam medis. Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan dengan bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau pengeluaran cairan). Biasanya menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di atas pasien dan digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan probe.
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter spesialis kandungan (DSOG) untuk memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang terbangun dari cairan.
SKEMA CARA KERJA USG
1. Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.

2.Monitor Monitor yang digunakan dalam USG


3. Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC CARA USG MERUBAH GELOMBANG MENJADI GAMBAR.

PEMERIKSAAN USG (ULTRA SONOGRAPHY)

USG atau Ultrasonografi dalam dunia kedokteran memang bukan barang baru. Toh, kehadirannya terkadang masih menimbulkan kekhawatiran pada sebagian orangtua tentang penggunaan dan manfaatnya. Misalnya, kekhawatiran akan radiasi yang ditimbulkan dari alat tersebut. Beberapa orang bahkan menyangsikan manfaat alat ini mengingat ada satu dua kasus kelainan bayi yang dianggap tak terdeteksi oleh pemeriksaan USG. Belum lagi soal biaya. Beberapa klinik/rumah sakit memang sudah memasukkan biaya USG dalam biaya pemeriksaan kehamilan. Namun cukup banyak juga yang menagih pemeriksaan ini sebagai biaya tersendiri. Kalau pasien yang meminta, mungkin enggak jadi soal. Tapi jika dokter melakukan pemeriksaan USG setiap kali pasien kontrol dan ada biaya tambahan untuk itu, tampaknya ini tidak fair bagi pasien.
JENIS PEMERIKSAAN USG
1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.


2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).


3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.

KESIMPULAN

Melihat fungsi dan cara kerja USG, dapat dikatakan bahwa kinerja USG identik dengan scanner secara umum yang membedakan hanyalah data yang diterima, USG menerima data berupa gelombang sedangkan scanner menerima data berupa barang